SEJARAH SITI FATIMAH LODAYA

SEJARAH SITI FATIMAH LODAYA



SEJARAH SITI FATIMAH LODAYA
( hanya salah satu
versi saja )

Diceritakan dinegeri India ada seorang raja meninggal dunia beliau akan
dibakar ditengah laut, pada saat itu pula Kanjeng Sinuhun Gunung Jati
melewati kapal mereka. Kanjeng Sinuhun menanyakan perihal yang akan
dikerjakan oleh para prajurit tersebut, maka Kanjeng Sinuhun mengajak
mereka semua untuk masuk islam, tapi mereka semua tidak ada yang mau
kecuali Kanjeng Sinuhun bisa menghidupkan raja mereka. Atas idzin Allah
raja mereka itu dihidupkan kembali, serentak mereka semua bersujud dan
bai’at syahadat kepada Kanjeng Sinuhun. Setelah mereka masuk islam,
mereka kembvali ke negaranya dengan mengislamkan satu Negara.

Selang beberapa waktu sang raja tersebut meninggal dunia dalam keadaan
islam dan meninggalkan permaisuri yang sedang mengandung. Setelah
beberapa bulan lahirlah seorang bayi perempuan yang diberi nama Fatimah,
 setelah Nyi Mas Fatimah meranjak dewasa ia diberitahukan bahwa ayahnya
adalah Sunan Gunung Jati karena pada dasarnya ayahnya itu telah wafat
sebelum Nyi Mas Fatimah menitis.

Sehingga Nyi Mas Fatimah pun berlayar kecirebon mencari Kanjeng Sinuhun,
 sesampainya dicirebon Nyi Mas Fatimah diperintahkan oleh Kanjeng
Sinuhun untuk mengalahkan Siluman Ratu Laut Kidul.

Terjadilah pertempuran antara Nyi Mas Fatimah dan Ratu Laut Kidul yang
dimenangkan oleh Nyi Mas Fatimah, sehingga Nyi Mas Fatimahpun diangkat
menjadi Ratu Siluman Laut Kidul dengan nama Nyi Mas Fatimah Lodaya dan
tinggal dipantai selatan daerah Rawa Onom.

Diceritakan setiap lelaki yang menikah dengan Nyi lodaya pasti
meninggal, sampai suatu hari datang seorang pemuda Syekh Abdurrahman
Kalijaga. Beliau datang atas petunjuk Allah dengan berbekalkan pakaian,
beras, dan kepeng (uang) (menurut KH. Idris Anwar inilah yang menjadi
dasar adanya maskawin syahadat), sebelum sampai ketempat tujuan beliau
bertemu dengan seorang kakek. Kakek tersebut meminta barang bawaan Syekh
 Abdurahman dan berpesan kepadanya “Rahasia aja dibuka, Rejeki setitik
aja ditampik, Bojo ayu aja buru-buru”, dengan petunjuk dari Allah Syekh
Abdurrahman pun menikahi Nyi Lodaya dengan berpuasa selama 40 hari,
dimana pada suatu malam ditemukannya seekor ular berada didalam farji
Nyi Lodaya dan setelah dicabut oleh Syekh berubahlah ular tersebut
menjadi keris. Dengan kejadian tersebut jelaslah bahwa yang menyebabkan
para suami meninggal adalah ular tersebut, dengan hilangnya ular
tersebut perkawinan mereka pun rahayu. wallahualam bishshawab.

Sumber :
  1. https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-g30spki/
  2. https://www.dosenpendidikan.co.id/
  3. https://www.gurupendidikan.co.id/teks-proklamasi/
  4. https://www.dosenpendidikan.co.id/teks-debat/