Ahli Usulkan Perencanaan Fase Hiperendemi Bukan Endemi

 Salah satu pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI), Hermawan Saputra, menyarankan agar pemerintah menyusun rencana komprehensif sebelum memasuki fase hiperendik terkait Covid-19. Dia mengatakan pemerintah tidak cukup hanya menyimpan catatan kesehatan.

"Negara kita berpotensi menjadi hiperendemis, roadmapnya harus komprehensif,"

 kata Hermawan kepada CNNIndonesia.com (24/08).



Ia menilai, masalah pandemi Covid-19 itu kompleks. Hermawan mengatakan tidak hanya menghadapi lebih banyak kasus paparan SarS-CoV-2, tetapi juga penyakit penyerta atau penyakit penyerta dari pasien yang dapat memperburuk kondisi.

Hermawan menyoroti berbagai penyakit yang dianggap berisiko jika terinfeksi SarS-CoV-2. Ini termasuk stroke, penyakit jantung, gagal ginjal, TBC, malaria, dan diabetes. Ia mengatakan, pemerintah perlu membuat roadmap terkait ketahanan kesehatan masyarakat.

"Roadmapnya bukan hanya tentang Covid

, tetapi juga tentang risiko penyakit lain yang menjadi faktor yang memperburuk situasi," katanya.

"Kalau soal kesehatan, roadmapnya seperti rumah sakit, dokter, spesialis, klinik. Padahal, menjaga kesehatan masyarakat itu hulu," tambah Hermawan.
Lihat juga:
[img-judul]
Para ahli mengatakan bahwa RI berpotensi memasuki fase hiper-endemik, bukan endemik

Ia melanjutkan, Indonesia kini berpotensi memasuki fase hiper-endemik karena beberapa negara lain memasuki fase endemis setelah berhadapan dengan virus corona.

“Bahkan jika pandemi ini diangkat, bisa menjadi endemik

, bahkan hiper-endemik. Indonesia berpotensi menjadi negara hiperendemis,” ujarnya.

Sebagai informasi, endemik adalah penyakit yang terjadi dan menjadi ciri khas di daerah tertentu. Biasanya penyakit ini dapat dikendalikan dalam jangka waktu yang lama.

Sedangkan pandemi mengacu pada situasi wabah penyakit yang terjadi di mana-mana pada waktu yang sama dan mencakup wilayah geografis yang luas.

"Kasus hiperendemis masih bisa tinggi karena status WHO sudah dicabut. Artinya kasusnya belum terkontrol secara signifikan," kata Hermawan.

Hermawan mengatakan saat ini World Health Authority atau WHO belum mencabut status pandemi global karena penyebaran virus corona semakin meningkat di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Lihat juga:
[img-judul]
Para ahli mengkritik instruksi Jokowi untuk hidup berdampingan dengan pandemi Covid

Ia memperkirakan Indonesia belum bisa mengendalikan penularan virus corona dengan baik. Ia melihat hal itu dari masih tingginya penambahan kasus positif dan kematian akibat virus corona.

"Kita lihat dari WHO belum meninggalkan dinamika kritisnya. Artinya angka kesakitan, kematian, dan lain-lain masih tinggi," ujarnya.



Lihat Juga

https://www.suratkabar.id/
https://www.chip.co.id/
https://www.atursaja.com/
https://vncallcenter.com/
https://jadwalxxi.id/
https://jurubicara.id/


Ia pun memprediksi kemungkinan WHO akan mengangkat pandemi pada akhir tahun ini, karena Hermawan meyakini beberapa negara telah mampu mengendalikan penyebaran virus corona.

“Perkiraan saya WHO akan mengangkat pandemi ini pada akhir tahun 2021. Mengingat konstelasi global, banyak negara di dunia yang sudah mampu mengendalikannya,” ujarnya.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartanto sebelumnya mengatakan, Presiden Joko Widodo memiliki rencana program “Transisi Pandemi ke Endemik” yang akan dilaksanakan pada 2022.