Bangkit dari kekecewaan, inilah kisah Stanve, yang memenangkan dua Olimpiade Emas dalam matematika

 Tahun ini, Stanve Avrilium Widjaja dari Indonesia meraih medali emas di dua olimpiade matematika internasional, yaitu International Mathematical Olympiad (IMO) dan Tuymaada International Olympiad (Tuymaada).

Sebelum berprestasi di kancah internasional, siswa SMA ke-3 yang bersekolah di Sekolah Kristen IPEKA BSD ini telah mengikuti lebih dari 200 lomba matematika sejak duduk di bangku sekolah dasar.



Dalam perjalanannya ia juga kalah saat mengikuti kompetisi di Indonesia.


Baca Juga: Survei: Kualitas Guru Jadi Pendorong Terbesar Prestasi Siswa

Dihubungi melalui aplikasi Google Meet pada Jumat (16/10/2020), Stanve mengaku seperti kebanyakan siswa lainnya kecewa dengan kegagalannya memenangkan sebuah kompetisi.

Namun, Stanve juga melihat kegagalan hanya sebagai sebuah peristiwa

 dan menggunakannya sebagai pelajaran untuk mengenali dan mengembangkan dirinya.

"Jadi kesuksesan (sukses) atau kegagalan (kegagalan) memberi tahu kita lebih banyak tentang diri kita sendiri, bahwa kita salah, di mana kita salah, dan di mana kita perlu memperbaikinya," tambah Stanve.

Dari empat bidang matematika yang ada, ia juga mengaku paling lemah saat mengerjakan soal geometri.

“Meskipun kita sudah berlatih 'sampai mati' masih banyak yang mengalahkan geometri. Jadi kalau begitu, ya, akhirnya kita bisa menikmati geometri meski tidak bisa. Namun, kami juga memiliki bidang yang kami miliki dan kami dapat melakukannya, ”kata Stanve.

Dengan segala pengalamannya, dia masih rutin mengerjakan soal matematika saat dia menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
Pertempuran untuk medali emas

Pada usia dua setengah tahun, Robert, ayah Stanve, menyadari bahwa putranya memiliki ketertarikan pada angka.


"Dia tidak mengenali lagu dari lagunya, tapi dari menit dan detiknya. Jadi kalau kita membeli CD (harddisk) lagu, dia tidak begitu tahu (lagu) "See My Garden", dia tidak tahu. Enggak tahu banget (lagu) "On Sunday". Katanya tolong putar lagu urutan ketiga yang totalnya 3 menit 27 detik. Jadi dia tahu semuanya dari angka-angkanya," kata Robert.

Oleh karena itu, Robert Stanve telah mendukung Stanve dalam pengembangan keterampilan numerik sejak kecil hingga saat ini.

Saat duduk di bangku SMP, Stanve sudah menyatakan minatnya untuk mengikuti Olimpiade Matematika.

Tahun 2019 juga mengikuti Olimpiade Sains Daerah (OSK) dan Olimpiade Sains Nasional (OSN) sebagai langkah awal menuju kompetisi internasional.

Baca Juga: Ingin Anak Suka Matematika? Perkenalkan konsep, bukan hanya rumus

Setelah mengikuti OSN, dipilih 31 anak peraih medali OSN untuk mengikuti pemusatan latihan nasional atau diklat nasional.

Kemudian Stanve dan 5 orang lainnya dari diklat nasional terpilih mewakili Indonesia di IMO 2020.

Dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di IMO dari tahun 1988 hingga 2020, hanya 5 siswa dari Indonesia yang berhasil meraih medali emas.

“Jadi seperti salah satu Indonesia top 5 finish di IMO, pasti sangat-sangat bangga karena semua anak Indonesia yang ikut, ya hanya 5,” Stanve menjelaskan perasaannya memenangkan satu untuk bisa medali emas. di IMO 2020.

Selain perebutan medali emas, Stanve juga menempati peringkat ke-22 dunia, atau terbaik dari semua pesaing dari Indonesia.

Sementara itu, ia juga memenangkan medali emas dalam matematika di Olimpiade Internasional Tuymaada, yang diadakan di Rusia untuk siswa di bawah 18 tahun.

Kedua Olimpiade ini adalah pertama kalinya Stanve bersaing, tetapi dia telah memenangkan medali emas di setiap acara.

Kepala SMA Kristen IPEKA BSD Kristhianto Natanael Kainama melihat prestasi Stanve meski dunia saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19. Dia juga bangga, mengatakan Stanve adalah bukti manis dari sebuah perusahaan.

“Stanve telah membuktikan bahwa dengan semangat juang yang tinggi, ketekunan, kerja keras dan ketekunan di bidang yang diminati, ia dapat meraih hasil yang baik,” tutup Kristhianto.


LIHAT JUGA :

kaltimtuntas.id
wartanews.co.id